Sebelum Zhang Qilin yang berprofesi sebagai supir taksi pergi bekerja, sang anak terlebih dahulu mengingatkan untuk hati-hati ketika berkendara. Ucapan anaknya ini sontak menjadi pemicu bagi Zhang Qilin untuk lebih giat lagi bekerja dan menghasilkan lebih banyak uang agar ia bisa memberikan hadiah untuk anaknya yang sebentar lagi akan berulang tahun.
Zhang Qilin sudah pergi mencari penumpang sejak pukul 6 pagi, namun sampai tengah hari, jumlah uang yang didapatkan masih jauh dari target hariannya. Oleh sebab itu, Zhang Qilin pun merelakan jam makan siangnya untuk tetap mencari penumpang. Kemudian, sekitar pukul 3 sore, Zhang Qilin merasa uang yang didapat sudah cukup, ia pun ingin beristirahat sejenak dan makan.
Saat ia menurunkan penumpang terakhir, tiba-tiba ada seorang gadis yang langsung naik ke dalam taksi dan minta diantar ke stasiun kereta api. Zhang Qilin sendiri sebenarnya memiliki penyakit maag, dan karena terlalu serius mencari penumpang dan melewatkan jam makan siang, perutnya pun mulai terasa sakit. Namun, karena gadis itu sudah masuk ke dalam mobil, Zhang Qilin merasa sayang dan tidak enak hati jika harus menolak penumpang. Zhang Qilin akhirnya tetap mengantar gadis tersebut ke stasiun kereta api.
Di perjalanan, tiba-tiba Zhang Qilin merasa rasa sakit perutnya semakin memuncak dan mulai mengeluarkan keringat dingin. Zhang Qilin kemudian berkata pada gadis itu,"Mba, bolehkah saya memutar jalan di depan dan membeli makanan untuk makan siang? Beberapa waktu belakangan ini saya sering menderita penyakit lambung, dan di sekitar sini tidak ada toko yang menjual makanan. Setibanya di stasiun, saya akan mengurangi biaya yang harus Anda bayar." Gadis itu merasa tidak masalah, toh supir ini sudah minta izin terlebih dahulu dan penumpang tidak perlu membayar lebih. Gadis itu pun mengizinkan Zhang Qilin untuk membeli makan siang terlebih dahulu.
Zhang Qilin pun mengucapkan terima kasih banyak atas pengertian gadis itu. Saat Zhang Qilin sedang membeli makanan, gadis yang berada di mobil itu seketika teringat bayang-bayang ayahnya yang dulu juga seorang pekerja keras. Kebanyakan ayah selalu pergi di pagi hari dan pulang saat malam untuk mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan keluarga. Perlahan-lahan mata gadis itu pun mulai berkaca-kaca.
Setelah membeli sebuah roti, Zhang Qilin segera memakan roti dengan lahap. Namun, karena takut menghambat waktu penumpang, Zhang Qilin pun langsung meletakkan rotinya itu. Siapa sangka, gadis itu malah berkata,"Tidak apa-apa. Habiskan dulu roti tersebut baru kita jalan. Aku tidak sedang terburu-buru."
Zhang Qilin merasa sangat terharu dan langsung segera melahap roti tersebut dan mencoba dengan sesegera mungkin menghabiskannya agar ia bisa langsung mengantarkan gadis itu ke tempat tujuan. Karena makan terlalu cepat, Zhang Qilin malah tersedak dan gadis itu pun memberikan air miliknya. Zhang Qilin makin merasa tidak enak hati, karena tidak hanya sudah menghambat waktu, ia bahkan sampai membuat penumpang harus memberikannya air untuk minum.
Gadis itu pun bertanya pada Zhang Qilin,"Apakah kamu terlalu serius mencari penumpang sampai lupa makan?" Zhang Qilin sambil tersenyum berkata,"Demi anak dan keluarga, pengorbanan seperti ini tidak ada artinya. Bukannya setiap orang tua pasti selalu ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya? Jadi, jika saya bisa mendapat lebih banyak penumpang, bukankah itu berarti saya bisa mendapat lebih banyak uang untuk dibawa pulang ke rumah?" Sesampainya di tempat tujuan, argo menunjukkan kalau biaya yang harus dibayar oleh gadis itu sebesar 76.000 rupiah, namun Zhang Qilin mengatakan,"Mba, kamu cukup membayar 50.000 saja. Mohon maaf sudah memutar jalan dan menghambat waktumu."
Gadis itu lalu memberikan selembar uang 100.000 rupiah yang dilipat dan langsung kabur begitu saja saat Zhang Qilin sedang menyiapkan uang kembalian. Zhang Qilin pun merasa aneh, dan ternyata uang yang diberikan tidak hanya 100.000, melainkan masih ada 2 lembar lagi uang 100.000, sehingga total uang yang diberikan oleh gadis itu adalah sebesar 300.000 rupiah. Zhang Qilin kemudian langsung keluar dari mobil dan berteriak,"Mba, uang yang berikan terlalu banyak!"
Kemudian gadis itu berbalik dan menjawab,"Tidak apa-apa! Uang itu untuk kamu! Kamu sudah bekerja terlalu keras sampai sakit. Gunakan uang itu untuk membeli obat. Kamu tidak boleh sampai jatuh sakit, anakmu akan sedih jika mengetahuinya!"
Mendengar kata-kata dari gadis itu, Zhang Qilin pun langsung menangis dan tidak menyangka bisa bertemu dengan orang sebaik itu. Zhang Qilin kemudian memutuskan untuk menyimpan baik-baik uang pemberian gadis itu di dalam laci dashboard mobilnya. Ia berharap agar uang ini bisa menjadi motivasinya saat sedang bekerja, sekaligus untuk mengajarkan pada anaknya untuk selalu merasa bersyukur dan jangan lupa untuk selalu membantu orang lain.
Kamis, 24 Mei 2018